Sebuah riset terbaru memperkirakan hanya Cina dan India yang mampu menekan biaya produksi hidrogen hijau hingga di bawah $2/kg (sekitar Rp33 ribu) pada tahun 2050. Capaian ini menempatkan keduanya di posisi terdepan dalam transisi energi bersih.
Keunggulan Cina dan India terletak pada kombinasi biaya tenaga surya yang murah, dukungan kebijakan pemerintah, dan skala produksi yang masif. Faktor ini membuat mereka berpotensi melampaui Amerika Serikat dan Eropa dalam ketersediaan hidrogen hijau murah di masa depan.