Banyak keluhan soal obat yang disebut langka atau kosong. Namun Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menyebut persoalannya bukan selalu soal stok, melainkan distribusi hingga perencanaan kebutuhan obat yang masih tidak akurat. IAI menilai data kebutuhan obat harus real-time agar industri farmasi bisa memproduksi dan mendistribusikan obat sesuai kebutuhan daerah termasuk wilayah terpencil seperti Papua.

"Saat ini kita mengetahui bahwa pelayanan itu sistemnya adalah drain secara menyeluruh, di mana di situ tidak tertulis obatnya perlu apa saja. Kalau kita punya data real time, maka kita akan tahu, sebenarnya di daerah Papua itu obat amlodipine dipakainya berapa banyak, di daerah Jakarta obat yang lain dipakainya berapa banyak.
Sehingga kemudian kita bisa prediksi jumlah berapa yang harus disediakan dengan tepat. Itu adalah salah satunya", ungkap Wakil Sekjen VIII Ikatan Apoteker Indonesia, Audrey Clarissa.

Klik di sini untuk menonton video lainnya!