Ia menegaskan bahwa tempe bukan hanya kuliner, tetapi juga mengandung tradisi serta melibatkan sekitar 170.000 komunitas dan 1,5 juta pekerja. Sehingga tempe menjadi bagian dari ekonomi budaya yang erat pada pangan lokal Indonesia.
"Budaya tempe ini bukan sekedar bicara tentang material culture, tempenya sebagai kuliner, sebagai pangan yang disukai oleh mayoritas rakyat Indonesia, tapi di belakang itu juga ada satu tradisi, pengetahuan, terkait dengan fermentasinya, dan juga melibatkan banyak orang di dalam pembuatannya, ada komunitas-komunitasnya", tegas Fadli Zon.