Sejarah peristiwa Mei 1998 menjadi titik nol demokrasi di Indonesia. Sudah 24 tahun reformasi membawa gelanggang demokratisasi di tengah tantangan korupsi, polarisasi, hingga kepimpinan politik.
Demokrasi yang berjalan bukan sekadar isapan jempol, ada coretan catatan yang dapat dibanggakan dibanggakan. Namun belakangan, gelombang tantangan populisme kanan dan neo-otoritarianisme tampaknya mulai memberikan sinyal mengancam demokrasi dunia. Puja-puji terhadap sosok Putin, Erdogan, serta pemimpin otoriter dan sayap kanan lainnya mulai terlihat nyata dan meluas. Yang paling baru adalah bagaimana putra mendiang diktator Filipina Marcos, yakni Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr, memenangi pilpres Filipina.