Presiden Prabowo memberikan sejumlah gebrakan di sektor ekonomi RI. Tujuan berbagai program tersebut adalah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen sesuai visi yang ia ungkapkan di awal masa pemerintahannya. Meski demikian, perlu diakui jika untuk mencapai visi tersebut, Prabowo-Gibran harus jalan terseok-seok di tengah berbagai kondisi geopolitik yang menjadi faktor besar yang mempengaruhi ekonomi dalam negeri. Salah satu kebijakan yang membuat masyarakat bereaksi adalah kebijakan efisiensi. Seperti diketahui, Presiden Prabowo mengencangkan ikat pinggang keuangan pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Mengutip rilis Sekretariat Presiden, dana hasil efisiensi dapat dialihkan untuk membiayai program-program prioritas yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Hal tersebut seperti irigasi, kesehatan, pendidikan, dan penguatan ketahanan pangan.Lalu bagaimana pakar melihat kondisi ekonomi RI setahun belakangan? Apa evaluasi yang perlu disampaikan untuk memperbaiki celah-celah yang ada? Menghadirkan Pakar ekonomi INDEF, Tauhid Ahmad, ikuti diskusinya dalam Editorial Review.