Indonesia masuk dalam sabuk (belt) thalasemia dengan prevalensi carrier (sifat pembawa) mencapai 3-10% dari seluruh populasi. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Siti Nadia Tarmizi pun mengingatkan pentingnya skrining thalasemia sejak masih anak-anak, dengan usia termuda untuk melakukan skrining adalah 2 tahun.
Proses skrining thalasemia pada anak usia 2 tahun dilihat dengan pemeriksaan anemia dan gula darah. Namun, Kemenkes mencatat pemeriksaan pada usia 2 tahun ini sangat rendah, berkisar 10-20% saja anak yang diperiksa. Alasannya karena sebagian besar orang tua menolak.