Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Bahlil Lahadalia sempat menyinggung Pulau Gag ke Piaynemo (wisata terkenal di Raja Ampat) jaraknya kurang lebih 30-40 km saat bicara aktivitas tambang di Raja Ampat. Pernyataan ini merupakan tepisan Bahlil bahwa aktivitas tambang telah merusak ekosistem Raja Ampat yang kini menjadi ikon pariwisata Indonesia. Menyoroti pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ini, apakah masalah kerusakan lingkungan bisa memakai logika jarak?

Ahli ekologi dan konservasi laut sekaligus dosen di Fakultas Biologi UGM, Akbar Reza, menyebut secara keilmuan, logika jarak ini tidak bisa dipakai. Akbar Reza pun memberikan contoh bagaimana pergerakan pari manta di kawasan Raja Ampat sebagai bukti logika jarak ini tidak tepat. Simak berikut ini...

Klik di sini untuk melihat berita tambang nikel lainnya!