Pertama-tama warga mengumpulkan nasi yang dibalut oleh daun jati, ketika aba-aba dimulai, warga semburat mengambil nasi yang dibungkus daun untuk dijadikan peluru dan melemparnya. Meski sebagian orang menyayangkan karena dianggap mubazir, tradisi ini selalu menjadi tontonan menarik bagi warga yang melihat.
Dok: Reportase Trans TV











































