Miskin dan buta huruf, Sutinah meninggalkan kampung halamannya untuk bertarung di Jakarta. Ia pernah merasakan pedihnya menajdi wong cilik yang terpinggirkan. Kepada calon presiden ia berharap, harga tidak dibuat melambung lagi.
Miskin dan buta huruf, Sutinah meninggalkan kampung halamannya untuk bertarung di Jakarta. Ia pernah merasakan pedihnya menajdi wong cilik yang terpinggirkan. Kepada calon presiden ia berharap, harga tidak dibuat melambung lagi.