Orang Arab menyebut benteng kokoh di puncak gunung ini dengan sebutan Qalat Al Hisn atau benteng berbenteng. Sedangkan Orang eropa menyebutnya Krak des Chevaliers atau Istana untuk para ksatria. Benteng ini terletak 40 kilo meter, sebelah barat kota Homs, kota terpenting kedua di Suriah setelah Damaskus.
Lokasinya strategis, karena dapat memantau dengan mata telanjang semua aktivitas di sekitar benteng. Suku kurdi menggunakan tempat ini untuk memantau lalu lintas perdagangan di jalur laut Mediterania.
Kekokohan Benteng Al Hisn benar benar mengundang decak kagum siapa pun yang mengunjunginya.
Benteng pertahanan salib ini memiliki dua dinding tinggi dan 13 menara. Di antara dua dinding terdapat parit dan lereng yang cukup curam. Di dalamnya bisa menampung 2.000 prajurit, lengkap dengan kuda serta perlengkapan perang, dan makanan yang cukup untuk bertahan selama lima tahun.
Benteng Al Hisn tampak seperti kota kecil yang berperisai. Melalui berbagai macam konflik, pasukan salib bertahan di benteng ini selama lebih dari seratus tahun.
Namun pada tahun 1271, Benteng Al Hisn dapat direbut kaum Muslimin, di bawah Sultan Beiber dari dinasti mamluk, setelah pertempuran terus menerus selama satu bulan.
Saksikan cerita lengkapnya di trans7 setiap hari selama Ramadhan pukul 04.30 WIB.