Jagat media sosial masih saja heboh dengan konten 'Kamus Jaksel'. Sebagian besar unggahan berisi keluh kesah 'work life balance' anak muda, serta sarkasme penggunaan istilah bahasa inggris yang dirasa kurang tepat. Apakah hal ini sebuah representasi culture? Perlukah kita khawarir dengan bahasa 'gado-gado' itu?