Perusahaan Meta mengklarifikasi terkait kebijakan konten ujaran kebencian (hate speech) terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan negaranya. Meta sempat dilaporkan mengizinkan netizen menyerukan konten kekerasan terhadap Rusia di tengah konflik dengan Ukraina. Namun, kebijakan itu disebut telah diubah kembali.