Peristiwa Mei '98 merupakan persimpangan jalan yang dilalui bangsa Indonesia untuk menuju ke arah yang lebih baik. Sayangnya, peristiwa itu juga mendorong etnis Tionghoa ke titik nadir eksistensinya di negara ini. Melalui berbagai perenungan dan proses belajar, Seorang pria berdarah Aceh, Azmi Abubakar menyimpulkan bahwa kebencian seseorang muncul karena mereka tidak memiliki informasi yang cukup. Beranjak dari hal ini, ia pun mendirikan Museum Pustaka Peranakan Tionghoa. Ia berharap, keberadaan museum itu bisa menjembatani kesenjangan informasi yang ada.