Umpatan 'matamu' yang diucapkan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) masih menarik dipertanyakan. Kenapa harus menggunakan umpatan itu? Kenapa tidak menggunakan umpatan bahasa Jawa lainnya, misalnya 'bathukmu' (dahimu), 'lambemu' (mulutmu), 'ndhasmu' (kepalamu), atau 'dhengkulmu' (lututmu). Nah, simak ulasannya berikut ini.