Didin muda jatuh cinta pada seni kaligrafi saat menempuh pendidikan di pesantren Gontor. Namun, semakin ia ingin mendalami seni ini, semakin ia kesulitan. Perguruan kaligrafi di Indonesia, berikut buku-buku pengantarnya, sangat terbatas.
Maka, tekad kuat muncul di benak Didin, "Suatu saat, saya harus bikin lembaga kaligrafi, dan harus ngarang buku kaligrafi." Inilah perjalanan Didin Sirojuddin AR, sang maestro kaligrafi Indonesia.