Di desa Mertelu Kulon, Yogyakarta, sebuah rumah kecil menjadi tempat tinggal bagi Mbah Sukirah, seorang lansia yang usianya telah mencapai 82 tahun. Namun semangatnya untuk menjaga anaknya yang menderita gangguan kejiwaan tetap ada. Meskipun kesehatan dan ekonominya terbatas, Mbah Sukirah tetap tegar menghadapi hidupnya.
Kehidupan Mbah Sukirah yang penuh dengan tantangan menjadi cerminan dari kekuatan seorang ibu yang tak kenal lelah. Apalagi Mbah Sukirah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan pendengarannya terganggu hingga tulang keringnya patah, dia tetap berusaha keras untuk menyembuhkan lukanya sendiri.