Menelisik Potensi Bisnis Piringan Hitam yang Bangkit dari Mati Suri

20DETIK

   |   
10,224 Views | Kamis, 16 Mei 2024 07:00 WIB

Beberapa waktu terakhir, popularitas vinyl atau piringan hitam kembali menyala. Di tengah serbuan platform digital menawarkan kemudahan mendengarkan musik, penjualan piringan hitam pelan-pelan naik signifikan.
Kebangkitan industri rilisan fisik di Indonesia pun semakin menampakkan wujud nyata setelah dibukanya pabrik produksi rekaman piringan hitam pertama dalam setengah abad terakhir. Pabrik tersebut berlokasi di Kawasan Industri Cengkareng, di bawah nama PHR Pressing.

Founder dan CEO PHR Pressing, Johan Mantiri, menyatakan, dengan asumsi uang yang dihabiskan per orang setiap bulannya untuk belanja piringan hitam Rp 500 ribu, maka perputaran uang dari bisnis ini setiap bulannya bisa mencapai Rp 1,4 triliun. Hal ini dengan catatan 1% penduduk Indonesia berhasil diajak kembali menyenangi rilisan fisik dalam format piringan hitam.

Seberapa menjanjikan industri ini bisa kembali berjaya? Bagaimana korelasinya dengan kesejahteraan mereka yang ada dalam ekosistem musik? Simak jawabannya dalam d'Mentor on location: Menelisik Potensi Bisnis Piringan Hitam yang Bangkit dari Mati Suri.

Eduardo Simorangkir - detikFinance - 20DETIK